Wednesday, November 04, 2009

DOLL(y)

Rasa penasaran seperti apa sih Dolly, lokalisasi legal terbesar se-Asia Tenggara, mengantar langkah kaki sy langsung setibanya di Surabaya 3 Nov 09. Bersama temannya teman yg domisili di Surabaya jadilah kami menjelajahi tempat yg sebagian orang dengan mengatas-namakan agama menyebutnya dengan istilah tempat maksiat.

Setelah muter2 plus tanya sana-sini, tibalah kami di jalan besar lokalisasi. Langsung mobil kami parkir (tarif parkir 10rb, lebih mahal dr parkir di mall Plaza Semanggi..) lalu melangkah perlahan menyusuri keremangannya, sangat perlahan tepatnya. Dan yang menarik perhatian sekaligus mengundang tanda tanya besar di benak adalah, "kok bisa ya bisnis seperti ini dianggap legal di negeri yg masih memegang norma-adat-agama yg tinggi?". Bagaimana tidak, di sepanjang jalan dan gang sempitnya berjejer rumah-rumah dengan jendela kaca yg dengan sekali lirik bisa memuaskan libido mata serta beratus kali menelan ludah akibat pemandangan paha putih mulus serta belahan dada yg cukup menantang. Kontrasnya, di depan setiap rumah bergerombollah para pria gemuk-hitam-sangar yg bertindak sebagai calo menawarkan pemuas-nafsu dengan berbagai pilihan dan harga yg sangat rendah, 80.000 short-time, bagaikan menawarkan karcis di terminal Kampung Rambutan. Ironis!

Timbul pertanyaan, apakah dijamin kesehatannya? Menurut seorang teman, para PSK di Dolly dijamin bersih karena setiap hari Rabu dilakukan pemeriksaan kesehatan; jika didapati terjangkit penyakit menular akan segera diungsikan dari lokalisasi tersebut. Sarannya, lebih baik datang di hari Rabu malam karena dijamin masih "fresh" sehabis pemeriksaan kesehatan.

Apakah saya tertarik untuk mencicipi salah satu dari ratusan wanita malam di sana? Terbersit keinginan di benak jika tidak mengingat hari itu Selasa malam. Bagaimana dengan Rabu malam? Hmm, kita lihat saja...

No comments:

Post a Comment