Monday, November 23, 2009

TAKE ME (HIM) OUT

Apakah Anda familiar dengan judul artikel kali ini? Ya, "Take Me Out" adalah sebuah reality show yang tergolong baru di televisi Indonesia. Ketika saya pertama kali melihat acara ini, kata pertama yang muncul dari mulut saya adalah: "Oh my God! This is pathetic!"

Take Me Out mengambil konsep mirip dengan Indonesian Idol, di mana seorang kontestan akan dipilih apakah akan lolos ke babak selanjutnya atau tidak. Bedanya, di reality show Take Me Out, bukan penonton yang memutuskan apakah sang kontestan menang atau tidak, melainkan sekumpulan wanita. Hadiahnya bukan berupa kontrak album atau si kontestan menjadi penyanyi. Hadiahnya adalah si kontestan bisa menjadi pacar dari salah satu wanita-wanita diatas. Tidak seperti reality show yang berlangsung di jalanan/rumah/atau setting publik lainnya, "Take Me Out" diadakan di sebuah panggung yang besar. Tiga puluh orang wanita dikumpulkan dan berdiri terpisah. Masing-masing dengan tombol di tangannya. Kita sebut saja mereka sebagai "Pemilih". Kemudian sang pembawa acara memanggil seorang pria untuk keluar dan berdiri di tengah-tengah panggung, diantara para wanita Pemilih tadi. Kita sebut saja pria ini sebagai "Option" atau pilihan.

Dan babak pertama dimulai.

Di babak pertama ini, si pria kemudian diminta untuk memperkenalkan dirinya secara detail dan menyeluruh. Babak pertama usai ketika para Pemilih menekan tombol mereka; apakah mereka menginginkan pria tersebut atau tidak. Jika mereka tidak mau, maka mereka cukup menekan tombol saja.
Babak kedua akan dimulai jika ternyata dari antara tiga puluh wanita tersebut ada yang berbaik hati untuk tidak menekan tombol. Di babak kedua ini, kontestan diminta untuk menunjukkan kebolehannya atau keunggulannya. Dan kemudian, saatnya eliminasi lagi. Para wanita diberikan kesempatan untuk memilih apakah mereka menginginkan pria ini terus maju ke babak selanjutnya atau tidak..
Show ini selesai ketika kontestan mampu bertahan dari eliminasi dari para wanita dan berhasil dipilih oleh salah satu dari tiga puluh wanita pemilih tersebut.

Mungkin saat ini Anda bertanya-tanya, lalu apa yang hendak saya bahas di artikel kali ini? Jawabannya sangat simple.

Saya ingin Anda menyadari bahwa show-show seperti inilah yang dengan mudah merusak paragdima dan mindset Anda tentang hubungan pria-wanita dan dinamika romansa. Di show ini, sang kontestan sama sekali tidak punya kesempatan untuk memilih. Apakah si kontestan akan merasa senang atau sedih, kalah atau menang, semuanya ditentukan oleh tiga puluh wanita di atas panggung. Take Me Out adalah show yang menunjukkan pada dunia kalau wanita adalah sang Pemilih yang memiliki Option untuk memilih Anda atau tidak. Sementara pria tidak memiliki option sama sekali. Dan ini sangat-sangat menyedihkan.

Salah satu paradigma yang merusak dan menjadikan Anda kesulitan dalam berhubungan dengan wanita adalah konsep Option atau Pilihan. Saya ingin Anda merefleksikan kehidupan romansa Anda selama ini, apakah selama ini Anda memiliki Option? Atau selama ini Anda lah yang menjadi Option? Apakah selama ini Anda dapat memilih wanita yang akan menjadi pasangan Anda, atau sebaliknya, Anda malah menjadi pilihan yang dapat dieliminasi oleh wanita?

Mungkin Anda berpikir sekarang, "Hey! Tidak ada yang salah dengan menjadi Option, karena itu berarti paling tidak saya punya kesempatan untuk dipilih." Sobat, jika Anda berpikir menjadi Option lebih baik DARIPADA tidak menjadi Option sama sekali, well.. itu terserah Anda. Tapi pertanyaannya: apakah Anda ingin terus dan terus berharap agar si wanita memilih Anda? Apakah Anda mau terus menunggu agar akhirnya Anda bisa mengalahkan Option-Option lainnya dan berhasil menjadi Option utama?

Selama Anda masih memegang konsep bahwa Anda adalah sebuah Pilihan, maka selama-lamanya Anda hanya akan menjadi Pilihan. Sebuah Pilihan yang bisa digantikan dengan mudah oleh Pilihan lainnya. Sebuah pilihan yang berarti bisa untuk TIDAK dipilih.

Bagaimana dengan Take Him Out? Ini lebih parah, di akhir babak sang wanita malah berhak untuk menolak pria yang tersisa lalu pergi begitu saja. Disini, pria sekali lagi tidak memiliki pilihan.

Mari saya berikan Anda sebuah anologi.

Apakah Anda suka bermain game?
Dalam setiap game selalu ada menu OPTION. Di dalam Option, Anda bisa memilih karakter. Anda juga bisa memilih setting suara, tampilan, tingkat kesulitan, bahasa, konfigurasi tombol, dan lain-lain. Sekarang bayangkan jika Anda bermain sebuah game, dan ketika Anda ingin memilih karakter, ternyata tidak terdapat menu option!
Atau apakah Anda pernah ke restoran Padang? Di depan Anda tersaji puluhan jenis makanan! Dan Anda bisa memilih dengan bebas! Bayangkan saat Anda berada di restoran Padang, ternyata di depan Anda hanya ada satu menu saja: rendang balado!
Mana yang lebih menarik untuk Anda?
Game dengan Option, dan restoran dengan berbagai menu? atau,
Game tanpa Option, dan restoran dengan satu menu saja?

Sobat, Anda harus menyadari bahwa selama ini Anda hidup dengan berbagai pilihan. Anda memiliki hak untuk memilih apa yang terbaik untuk Anda. Apakah Anda ingin makan atau tidak? Apakah Anda ingin pergi nonton atau main billyard? Apakah Anda ingin terus tidur atau pergi kekantor? Apakah Anda ingin menabung atau ingin menghabiskan gaji Anda? Apakah Anda ingin diam di rumah di malam minggu atau keluar dan hang out bersama sobat-sobat Anda? Sobat, Anda SELALU memiliki pilihan. Pilihan, dan begitu banyak pilihan setiap saat berada di depan Anda.

Pertanyaan saya kali ini adalah, tapi kenapa ketika berhubungan dengan wanita dan romansa, Anda berubah menjadi tidak punya pilihan? Mengapa sepertinya Anda tidak lagi memiliki Option atau Jalan lain? Mengapa ketika berhubungan dengan wanita, Anda MEMILIH untuk menjadi pilihan dan bukannya memiliki pilihan? Mengapa Anda puas hanya menunggu dipilih dan bukannya malah memilih? Jika Anda berhenti menjadi Option dan menunggu untuk dipilih wanita, saya yakin kehidupan romansa Anda akan menjadi jauh lebih menyenangkan!

Coba bayangkan kejadian ini terjadi pada Anda: hari ini hari Jumat dan besok malam Minggu tiba. Anda ingin menonton film Inglourious Basterds yang dibintangi oleh Brad Pitt. Anda ingin mengajak seorang wanita, jadi Anda mengecek phone book di HP Anda. Hmm.. paling tidak ada tiga wanita yang pasti bisa Anda ajak. Dan Anda harus memilih siapa wanita yang beruntung untuk diajak nonton dan dinner. Si Dewi teman sekantor yang cantik dan seksi, si Bunga teman sekampus dulu yang anggun dan keibuan, atau si Mira teman baru yang supel dan asyik yang Anda hit dua minggu yang lalu. Pilihan akhirnya jatuh pada Bunga, karena Dewi meskipun cantik tapi sudah terjangkit virus Blackberry sehingga suka autis sendiri, sedangkan Mira meskipun asyik tapi terkadang bawelnya suka kelewatan. Dan Anda pun lalu menghubungi Bunga dan pergi malam mingguan dengannya.

Apabila Anda memiliki pilihan rasanya sangat menyenangkan, bukan?

Dan sebelum saya diprotes, saya akan beritahu Anda bahwa wanita pun melakukan hal yang sama! Wanita cantik yang menarik SELALU memiliki pilihan. Itu sebabnya setiap kali Anda mengajak mereka pergi hang out, mereka selalu menjawab, "Nanti aku kabarin lagi yah.." karena mereka sedang menimbang-nimbang ingin pergi dengan siapa malam ini. Pergi nonton dengan Anda, pergi karaoke dengan pria lain yang sudah mengajaknya sejak minggu lalu, atau pergi main bowling dengan pria teman sekantornya.

Apabila mereka bisa memiliki pilihan, Anda pun bisa memiliki pilihan.

Sobat, apakah Anda ingin terus hidup tanpa memiliki pilihan dalam kehidupan romansa Anda? Ataukah Anda ingin menjadi Pria yang memiliki PILIHAN dalam kehidupan Romansanya?

Pikirkan sejenak!

No comments:

Post a Comment