Monday, November 30, 2009

DURIANAHOLIC

Setibanya di Sebuku, Kalimantan Selatan, ternyata musim durian masih lanjut sesi kedua; dan kali ini buahnya yang bener2 mantap dari segi ukuran dan rasa. Dekat dengan klinik, ada kebun durian milik penduduk lokal -pak Iruz. Bebrapa kali di kemudian hari, kami selalu memesan durian dari beliau. Awalnya di suatu Minggu pagi, berangkatlah kami menuju ke kebun beliau dengan harapan bisa langsung makan di kebunnya (syukur kalau dapet harga miring..).

Pak Iruz orangnya ramah dan menyenangkan, malah kami disediakan minum air aren segar yang baru diambil malam sebelumnya. Durian yang bagus2 pun dikeluarkan pagi itu. Setelah mencicipi beberapa buah durian, yang dagingnya kuning & tebal serta beragam rasa -manis & pahit, si pemilik berkata begini:

"Pak, ini luka kaki saya yang dulu Bapak jahit sudah bagus. Sekarang tidak ada keluhan. Terima kasih ya.."

Sempat saya berhenti mengunyah durian sambil pikiran saya menerawang mengingat satu-persatu penduduk lokal yang pernah berobat. Dan, teringatlah saya akan bapak ini.

(delapan bulan sebelumnya)

Sekitar jam 9 pagi, datang karyawan mengantar seorang bapak karena kakinya terkena parang saat ke hutan. Melihat jenis lukanya, saya sudah yakin ini pasti bakal dijahit (tanpa obras). Setelah mendapatkan 5 jahitan, bapak tersebut segera pulang setelah saya bekali obat dan pesan untuk kontrol kembali 3 hari kemudian. Tunggu punya tunggu, bahkan sampai kami samperin ke rumahnya untuk mengetahui perkembangan luka, namun saya tidak pernah menjumpai bapak itu lagi. Seiring berjalannya waktu, begitu juga keyakinan bahwa luka bapak itu pasti sudah sembuh.

Dan, di kebun durian inilah kami bertemu kembali. Setelah berbincang sana-sini tentang keluarganya, akhirnya kami pulang sambil membawa beberapa ikat durian dengan harga yang sangat murah (plus gratis makan di kebunnya). Ah, senangnya!

Pelajaran moral:

Apa yang kamu tabur, itu pula yang akan kamu tuai. Jangan jemu-jemu berbuat kebaikan bagi orang lain selagi masih ada waktu.

Thursday, November 26, 2009

FEMINISM

"Feminism is a metaphysical revolt against the characteristics of women. Men seem to have all the advantages, and so feminists try to become a caricature of men" -Dr. Alice von Hildebrand

Istilah 'feminisme' baru mulai populer di tahun 1970an yg mengacu pada pergerakan kaum wanita di belahan dunia barat yang menginginkan persamaan hak dalam politik, sosial, budaya dan ekonomi antara wanita dengan pria. Wanita tidak lagi puas dengan hanya menjadi istri yang baik dan ibu rumah tangga yang mengurusi anak dan memasak. Mereka tidak lagi ingin menjadi pendamping setia yang penurut. Mereka ingin mendapatkan semua yang pria bisa dapatkan. Alasan mereka sederhana: karena manusia memiliki derajat yang sama terlepas dari jenis kelaminnya, dan terutama, karena selama ini pria telah semena-mena menyalah-gunakan kekuasaan dan hak yang dimiliki. Wanita merasa telah menjadi korban, dan mereka protes dengan keras.

Dan protes mereka bukan saja telah didengar, tapi juga telah merubah dunia. Ketika Margareth Thatcher menjadi Perdana Menteri Inggris tahun 1979, gerakan ini mencapai puncaknya. Ahirnya seluruh dunia harus mengakui bahwa wanita pun dapat berdiri di puncak dan menjadi penguasa, termasuk penguasa atas pria. Para wanita di seluruh dunia bersorak sorai penuh kemenangan, dan ini telah merubah posisi wanita dalam masyarakat. Ini menunjukkan bahwa seseorang diakui bukan lagi karena jenis kelaminnya, tapi karena kompetensinya. Tapi masalahnya, semua persamaan hak ini telah jauh kebablasan dan malah mendorong wanita berubah menjadi mahluk yang materialistis, kompetitif, dan Cosmopolitan: fun, fearless female; sama sekali berbeda dari sosok ibu yang kita kagumi dan sayangi.

Wanita dan pria adalah dua entitas yang berbeda, baik secara fisik maupun pisikis, maka secara logika istilah persamaan hak sangatlah absurd. Dan wanita sendiri pun tahu benar akan hal ini, oleh karena itu feminisme hanya menuntut persamaan hak, tapi tidak persamaan kewajiban. Dengan kata lain, wanita menginginkan semua keuntungan dan hak yang dimiliki pria namun tidak mau menjalani kewajiban yang dimiliki pria. Lebih simpelnya lagi: wanita mau yang enaknya saja. Kaum wanita tidak puas hanya dengan persamaan hak. Wanita terus menerus, sedikit-demi sedikit, perlahan namun pasti, merubah nilai-nilai sosial yang telah menjaga kita sejak jaman nenek moyang kita ribuan tahun yang lalu. Wanita ingin membentuk sebuah dunia di mana wanita dihargai, diutamakan dan diistimewakan lebih daripada pria. Yang jelas sangat bertentangan dengan prinsip awal gerakan feminisme itu sendiri: persamaan hak antara pria dan wanita.

Dan mereka telah berhasil. Sangat berhasil, malah. Beberapa contoh sederhana:
1. Pria harus bekerja dan berpenghasilan. Wanita boleh bekerja, boleh tidak.
2. Wanita berhak untuk berekspresi dengan fashion, mewarnai rambut dan potongan yang berbeda-beda. Sedangkan pria harus potong pendek rapi, tidak boleh di warnai serta wajib memakai kemeja, dasi dan celana bahan.
3. Pria masih dituntut untuk bisa mengerjakan 'kerjaan' pria, seperti mengganti ban mobil, menyetir kendaraan, memperbaiki komputer dsb. Wanita tidak lagi dituntut untuk bisa mengerjakan 'kerjaan' wanita, seperti masak, mencuci, dandan, dsb.
4. Pria minta tolong pada wanita untuk mencuci pakaian, dia akan anggap itu merendahkan. Silakan minta tolong pada pria untuk mengangkat barang berat, ia akan melakukannya dengan senang hati.
5. Pria wajib membayari wanita makan, sedangkan wanita tidak harus memasak untuk pria.
6. Wanita selalu diprioritaskan dan diperlakukan spesial: tempat parkir khusus wanita, ladies nite di nite club, apabila ada musibah dahulukan wanita dan anak kecil biarkan pria mati duluan.
7. Pria menggoda wanita secara vulgar disebut pelecehan dan dapat dilaporkan ke pihak berwenang. Wanita menggoda pria secara vulgar hanya disebut agresif dan apabila dilaporkan tidak akan ada yang percaya.
8. Tidak apa-apa bila wanita menyentuh pria, tapi bila pria menyentuh wanita disebut tidak sopan.

Margareth Thatcher sendiri dijuluki 'Wanita Bertangan Besi', apakah Anda bisa membayangkan apabila Anda menjadi anaknya? Atau suaminya? Apakah itu sosok wanita sejati yang diidamkan oleh setiap pria? Apabila Anda perhatikan, hampir semua wanita-wanita berkarir sukses yang berdiri di puncak, biasanya selalu kesepian dan tetap melajang hingga usia lanjut, atau selalu gagal dalam hubungannya, nikah-cerai dsb.

Wanita menuntut pria agar bersikap sebagai gentleman, menghargai dan memperlakukan wanita dengan penuh hormat, tapi apakah wanita sendiri mau bersikap seperti seorang lady dan menghormati pria? Parahnya, wanita merasa tidak perlu berubah, karena, toh, dengan bersikap semaunya pun, semua pria sudah bertekuk lutut dan mengantri dengan ngarep di hadapan mereka. Feminisme yang kebablasan. Saya sangat setuju dengan persamaan hak wanita untuk memperoleh pendidikan setinggi mungkin, memilih karir/profesi yang mereka inginkan, memiliki hak politik, memiliki hak perlindungan hukum, dsb. Dewasa ini, wanita yang mampu mengalahkan pria di segala hal dianggap hebat dan dikagumi, dan pria yang tidak takut untuk menangis dan menunjukkan kelemahannya dianggap pria yang sejati. Tapi jujur saja, tidak ada pria yang menyukai wanita yang kasar, dominan, tukang ngatur, terlalu girl power dan cuek. Sama seperti tidak ada wanita yang menyukai pria yang terlalu sensitif, sedikit-sedikit mellow, panik dan terbawa perasaan.

Wanita seperti apa yang Anda inginkan? Wanita yang cantik dan seksi tapi tidak tahu caranya bersikap seperti seorang wanita? Atau wanita yang tahu caranya menghargai dan menghormati Anda sebagai seorang pria, yang tahu caranya membawa diri dan bersikap di hadapan teman-teman atau keluarga Anda. Wanita yang memiliki kualitas keibuan yang penyayang, lemah lembut, halus tutur katanya, yang membuat Anda yakin bahwa Anda dapat mempercayakan anak Anda kelak dalam perawatannya? Dengan kata lain, seorang wanita sejati yang dapat Anda banggakan. Apabila Anda menginginkan seorang wanita sejati, maka mulai sekarang janganlah menjadikan kecantikan atau bentuk tubuh seorang wanita sebagai prioritas Anda. Jadilah tegas. Katakan TIDAK apabila Anda menemukan wanita yang tidak wanita.

Tapi tentu, sebelum Anda menuntut hak, Anda pun harus melakukan kewajiban Anda. Rasanya tidak adil apabila Anda menuntut wanita menjadi wanita sedangkan Anda sendiri belum menjadi pria yang layak untuk mendapatkan mereka. Karena itu lakukan segala macam cara untuk meningkatkan kualitas Anda sebagai pria.

Monday, November 23, 2009

TAKE ME (HIM) OUT

Apakah Anda familiar dengan judul artikel kali ini? Ya, "Take Me Out" adalah sebuah reality show yang tergolong baru di televisi Indonesia. Ketika saya pertama kali melihat acara ini, kata pertama yang muncul dari mulut saya adalah: "Oh my God! This is pathetic!"

Take Me Out mengambil konsep mirip dengan Indonesian Idol, di mana seorang kontestan akan dipilih apakah akan lolos ke babak selanjutnya atau tidak. Bedanya, di reality show Take Me Out, bukan penonton yang memutuskan apakah sang kontestan menang atau tidak, melainkan sekumpulan wanita. Hadiahnya bukan berupa kontrak album atau si kontestan menjadi penyanyi. Hadiahnya adalah si kontestan bisa menjadi pacar dari salah satu wanita-wanita diatas. Tidak seperti reality show yang berlangsung di jalanan/rumah/atau setting publik lainnya, "Take Me Out" diadakan di sebuah panggung yang besar. Tiga puluh orang wanita dikumpulkan dan berdiri terpisah. Masing-masing dengan tombol di tangannya. Kita sebut saja mereka sebagai "Pemilih". Kemudian sang pembawa acara memanggil seorang pria untuk keluar dan berdiri di tengah-tengah panggung, diantara para wanita Pemilih tadi. Kita sebut saja pria ini sebagai "Option" atau pilihan.

Dan babak pertama dimulai.

Di babak pertama ini, si pria kemudian diminta untuk memperkenalkan dirinya secara detail dan menyeluruh. Babak pertama usai ketika para Pemilih menekan tombol mereka; apakah mereka menginginkan pria tersebut atau tidak. Jika mereka tidak mau, maka mereka cukup menekan tombol saja.
Babak kedua akan dimulai jika ternyata dari antara tiga puluh wanita tersebut ada yang berbaik hati untuk tidak menekan tombol. Di babak kedua ini, kontestan diminta untuk menunjukkan kebolehannya atau keunggulannya. Dan kemudian, saatnya eliminasi lagi. Para wanita diberikan kesempatan untuk memilih apakah mereka menginginkan pria ini terus maju ke babak selanjutnya atau tidak..
Show ini selesai ketika kontestan mampu bertahan dari eliminasi dari para wanita dan berhasil dipilih oleh salah satu dari tiga puluh wanita pemilih tersebut.

Mungkin saat ini Anda bertanya-tanya, lalu apa yang hendak saya bahas di artikel kali ini? Jawabannya sangat simple.

Saya ingin Anda menyadari bahwa show-show seperti inilah yang dengan mudah merusak paragdima dan mindset Anda tentang hubungan pria-wanita dan dinamika romansa. Di show ini, sang kontestan sama sekali tidak punya kesempatan untuk memilih. Apakah si kontestan akan merasa senang atau sedih, kalah atau menang, semuanya ditentukan oleh tiga puluh wanita di atas panggung. Take Me Out adalah show yang menunjukkan pada dunia kalau wanita adalah sang Pemilih yang memiliki Option untuk memilih Anda atau tidak. Sementara pria tidak memiliki option sama sekali. Dan ini sangat-sangat menyedihkan.

Salah satu paradigma yang merusak dan menjadikan Anda kesulitan dalam berhubungan dengan wanita adalah konsep Option atau Pilihan. Saya ingin Anda merefleksikan kehidupan romansa Anda selama ini, apakah selama ini Anda memiliki Option? Atau selama ini Anda lah yang menjadi Option? Apakah selama ini Anda dapat memilih wanita yang akan menjadi pasangan Anda, atau sebaliknya, Anda malah menjadi pilihan yang dapat dieliminasi oleh wanita?

Mungkin Anda berpikir sekarang, "Hey! Tidak ada yang salah dengan menjadi Option, karena itu berarti paling tidak saya punya kesempatan untuk dipilih." Sobat, jika Anda berpikir menjadi Option lebih baik DARIPADA tidak menjadi Option sama sekali, well.. itu terserah Anda. Tapi pertanyaannya: apakah Anda ingin terus dan terus berharap agar si wanita memilih Anda? Apakah Anda mau terus menunggu agar akhirnya Anda bisa mengalahkan Option-Option lainnya dan berhasil menjadi Option utama?

Selama Anda masih memegang konsep bahwa Anda adalah sebuah Pilihan, maka selama-lamanya Anda hanya akan menjadi Pilihan. Sebuah Pilihan yang bisa digantikan dengan mudah oleh Pilihan lainnya. Sebuah pilihan yang berarti bisa untuk TIDAK dipilih.

Bagaimana dengan Take Him Out? Ini lebih parah, di akhir babak sang wanita malah berhak untuk menolak pria yang tersisa lalu pergi begitu saja. Disini, pria sekali lagi tidak memiliki pilihan.

Mari saya berikan Anda sebuah anologi.

Apakah Anda suka bermain game?
Dalam setiap game selalu ada menu OPTION. Di dalam Option, Anda bisa memilih karakter. Anda juga bisa memilih setting suara, tampilan, tingkat kesulitan, bahasa, konfigurasi tombol, dan lain-lain. Sekarang bayangkan jika Anda bermain sebuah game, dan ketika Anda ingin memilih karakter, ternyata tidak terdapat menu option!
Atau apakah Anda pernah ke restoran Padang? Di depan Anda tersaji puluhan jenis makanan! Dan Anda bisa memilih dengan bebas! Bayangkan saat Anda berada di restoran Padang, ternyata di depan Anda hanya ada satu menu saja: rendang balado!
Mana yang lebih menarik untuk Anda?
Game dengan Option, dan restoran dengan berbagai menu? atau,
Game tanpa Option, dan restoran dengan satu menu saja?

Sobat, Anda harus menyadari bahwa selama ini Anda hidup dengan berbagai pilihan. Anda memiliki hak untuk memilih apa yang terbaik untuk Anda. Apakah Anda ingin makan atau tidak? Apakah Anda ingin pergi nonton atau main billyard? Apakah Anda ingin terus tidur atau pergi kekantor? Apakah Anda ingin menabung atau ingin menghabiskan gaji Anda? Apakah Anda ingin diam di rumah di malam minggu atau keluar dan hang out bersama sobat-sobat Anda? Sobat, Anda SELALU memiliki pilihan. Pilihan, dan begitu banyak pilihan setiap saat berada di depan Anda.

Pertanyaan saya kali ini adalah, tapi kenapa ketika berhubungan dengan wanita dan romansa, Anda berubah menjadi tidak punya pilihan? Mengapa sepertinya Anda tidak lagi memiliki Option atau Jalan lain? Mengapa ketika berhubungan dengan wanita, Anda MEMILIH untuk menjadi pilihan dan bukannya memiliki pilihan? Mengapa Anda puas hanya menunggu dipilih dan bukannya malah memilih? Jika Anda berhenti menjadi Option dan menunggu untuk dipilih wanita, saya yakin kehidupan romansa Anda akan menjadi jauh lebih menyenangkan!

Coba bayangkan kejadian ini terjadi pada Anda: hari ini hari Jumat dan besok malam Minggu tiba. Anda ingin menonton film Inglourious Basterds yang dibintangi oleh Brad Pitt. Anda ingin mengajak seorang wanita, jadi Anda mengecek phone book di HP Anda. Hmm.. paling tidak ada tiga wanita yang pasti bisa Anda ajak. Dan Anda harus memilih siapa wanita yang beruntung untuk diajak nonton dan dinner. Si Dewi teman sekantor yang cantik dan seksi, si Bunga teman sekampus dulu yang anggun dan keibuan, atau si Mira teman baru yang supel dan asyik yang Anda hit dua minggu yang lalu. Pilihan akhirnya jatuh pada Bunga, karena Dewi meskipun cantik tapi sudah terjangkit virus Blackberry sehingga suka autis sendiri, sedangkan Mira meskipun asyik tapi terkadang bawelnya suka kelewatan. Dan Anda pun lalu menghubungi Bunga dan pergi malam mingguan dengannya.

Apabila Anda memiliki pilihan rasanya sangat menyenangkan, bukan?

Dan sebelum saya diprotes, saya akan beritahu Anda bahwa wanita pun melakukan hal yang sama! Wanita cantik yang menarik SELALU memiliki pilihan. Itu sebabnya setiap kali Anda mengajak mereka pergi hang out, mereka selalu menjawab, "Nanti aku kabarin lagi yah.." karena mereka sedang menimbang-nimbang ingin pergi dengan siapa malam ini. Pergi nonton dengan Anda, pergi karaoke dengan pria lain yang sudah mengajaknya sejak minggu lalu, atau pergi main bowling dengan pria teman sekantornya.

Apabila mereka bisa memiliki pilihan, Anda pun bisa memiliki pilihan.

Sobat, apakah Anda ingin terus hidup tanpa memiliki pilihan dalam kehidupan romansa Anda? Ataukah Anda ingin menjadi Pria yang memiliki PILIHAN dalam kehidupan Romansanya?

Pikirkan sejenak!

Wednesday, November 04, 2009

DOLL(y)

Rasa penasaran seperti apa sih Dolly, lokalisasi legal terbesar se-Asia Tenggara, mengantar langkah kaki sy langsung setibanya di Surabaya 3 Nov 09. Bersama temannya teman yg domisili di Surabaya jadilah kami menjelajahi tempat yg sebagian orang dengan mengatas-namakan agama menyebutnya dengan istilah tempat maksiat.

Setelah muter2 plus tanya sana-sini, tibalah kami di jalan besar lokalisasi. Langsung mobil kami parkir (tarif parkir 10rb, lebih mahal dr parkir di mall Plaza Semanggi..) lalu melangkah perlahan menyusuri keremangannya, sangat perlahan tepatnya. Dan yang menarik perhatian sekaligus mengundang tanda tanya besar di benak adalah, "kok bisa ya bisnis seperti ini dianggap legal di negeri yg masih memegang norma-adat-agama yg tinggi?". Bagaimana tidak, di sepanjang jalan dan gang sempitnya berjejer rumah-rumah dengan jendela kaca yg dengan sekali lirik bisa memuaskan libido mata serta beratus kali menelan ludah akibat pemandangan paha putih mulus serta belahan dada yg cukup menantang. Kontrasnya, di depan setiap rumah bergerombollah para pria gemuk-hitam-sangar yg bertindak sebagai calo menawarkan pemuas-nafsu dengan berbagai pilihan dan harga yg sangat rendah, 80.000 short-time, bagaikan menawarkan karcis di terminal Kampung Rambutan. Ironis!

Timbul pertanyaan, apakah dijamin kesehatannya? Menurut seorang teman, para PSK di Dolly dijamin bersih karena setiap hari Rabu dilakukan pemeriksaan kesehatan; jika didapati terjangkit penyakit menular akan segera diungsikan dari lokalisasi tersebut. Sarannya, lebih baik datang di hari Rabu malam karena dijamin masih "fresh" sehabis pemeriksaan kesehatan.

Apakah saya tertarik untuk mencicipi salah satu dari ratusan wanita malam di sana? Terbersit keinginan di benak jika tidak mengingat hari itu Selasa malam. Bagaimana dengan Rabu malam? Hmm, kita lihat saja...

Sunday, October 25, 2009

BIRTHDAY

"pleas'd look forward, pleas'd to look behind,
and count each birthday with a grateful mind" -Alexander Pope

Minggu, 25 Oktober 2009 pkl. 17.00

Batavia Cafe, Kota Tua - Jakarta

Di kursi pertama sebelah kiri dari bangunan unik Batavia Cafe, berkumpul beberapa orang -3 pria & 3 wanita. Di meja persegi tepat di hadapan mereka terletak sebuah kue ulang tahun bercorak pantai, lengkap dengan pepohonan, pantai, papan selancar, matahari. Ah, sungguh sangat cantik secantik wanita yg merayakan ulang tahunnya hari itu, Ruth.

"Happy birthday to you ... happy birthday to you ... happy birthday to you Ruth ... happy birthday to you", suara merdu dari penyanyi di kafe yg sore itu mendendangkan lagu khusus buat Ruth. "Mana adeknya yg ulang tahun?", tanya si penyanyi. "Dia!", serentak tangan 5 orang lainnya menunjuk ke arah si Ruth sambil tertawa geli. "oh, saya pikir anak kecil" kata si penyanyi yg langsung disambut gelak tawa oleh kelima temannya sementara Ruth hanya tersenyum manis.

Diakhir lagu itu, Ruth menutup kedua matanya lalu meniup lilin kecil berangka 32. Ah, saya teringat kalimat Sophie Tucker tentang apa yg dibutuhkan seorang wanita di periode umur tersebut:

"From birth to age eighteen, a girl needs good parents. From eighteen to thirty-five, she needs good looks. From thirty-five to fifty-five, she needs a good personality. From fifty-five on, she needs good cash".

Sang penyanyi meminta Ruth untuk mendendangkan lagu di sore itu, lagu yg sangat atraktif mengajak kami yg hadir tak kuasa untuk tidak bergoyang. Beberapa tamu di kafe, yg mayoritas bule, turut mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. Sungguh indah. Lalu mereka beranjak ke lantai 2 dari kafe tersebut dan sesi pemotretan pun dimulai -tangga, bar, hallway, toilet. Toilet? Konyol sekali, apa sih uniknya sebuah toilet? Rasa penasaran membawa saya memasuki toilet disitu dan ... oh, beragam karya seni unik mengelilingi dinding dalamnya!

"The manner of giving is worth more than the gift" -Pierre Cornielle

Mengakhiri acara tersebut, mereka beranjak keluar dan hey, lihat! Mereka membagikan kue ulang tahun itu kepada orang-orang yg ada di halaman Kota Tua. Berbagi kebahagiaan dengan orang lain sepertinya harapan mereka dan ucapan selamat ulang tahun kembali mengalir dari lidah-lidah hangat orang-orang disana. Hingga matahari kembali ke peraduannya dan digantikan rembulan malam itu yg juga mengakhiri perjalanan mereka dengan penuh bahagia.

"To me, fair friend, you never can be old,

For as you were when first your eye I eye'd,
Such seems your beauty still" -William Shakespeare

Pesan "bahagia selalu-sehat-umur panjang-cepet selesai kuliah-kerja-nikah-punya anak" juga buat Vivie, di hari yg sama juga merayakan ulang tahunnya yg ke-22. Selamat yakk!

Saturday, October 24, 2009

OATS & TOMATO

Sepulang dari KJ (baca: Karimunjawa), sekujur tubuh terasa perih banget; apalagi daerah punggung dan kedua lengan. Salah sih, kemaren itu cuman pake celana renang yg notebene-nya 15 centi dibawah genial doang. Salah besar! Bekas garisan antara daerah yg tertutupi dgn yg ngga jelas banget, sengaja fotonya ngga ditampilin di sini biar ngga mengundang kontra UU Pornoaksi, hallahhh! Anti-UV cream? Gak mempan blas! Sinar terik matahari milik KJ bener2 menyengat, hampir menyaingi panasnya neraka. ???

Kalo nasi sudah menjadi bubur masih bisa dibikin bubur ayam, tapi kalo kulit sdh terbakar semua mau gimana lagi; apalagi yg terbakar lumayan luas -mengutip ilmu Rule of Nine ttg body surface area yg terbakar adalah kira2 58,5%, yg belum berbahaya. Krn, sesuai ilmu FAT Level 1, luka bakar derajat 1 dikategorikan serius jika melebihi angka 75%. Alhamdullilah..

Tinggal bagaimana mengantisipasi recovery dr burning process ini. Setelah googling sana-sini, ketemulah resep manjur utk membantu masalah sunburn. Pilihannya:

1). Oat atau gandum. Beli yg sdh jadi, semisal Quaker Oats, lalu dicampur susu murni dan didiamkan sebentar agar lunak. Lalu dilumerkan membentuk masker dan dilulurkan disekujur bagian tubuh yg mengalami masalah. Diamkan kira2 30-45 menit lalu dibersihkan dengan air sambil digosok.
2). Tomat matang. Iris lalu oleskan di kulit, terutama wajah. Diamkan sekitar 15 menit lalu bilas dengan air hangat.

Setelah coba kedua metode tadi, hmmm lumayan beda. Thanks googling. Jadi pengen berjemur sepuasnya lagi nih. Di pantai mana lagi ya? wink..wink..wink...

Thursday, October 22, 2009

TOUR OF KARIMUNJAWA

Trip ini sdh kami susun jauh2 hari; awalnya byk yg konfirm ikut –tp ujung2nya beberapa hari sebelum hari H malah cancel. Malahan Ela, yg dari awal paling semangat, hampir ga ikutan krn 2 hari sebelum brangkat memilih utk jd relawan ke Padang. Namun, 1 hari sebelum berangkat terkumpullah 4 orang yg bener2 memiliki niat & kesempatan utk menjadi bagian dari serunya Tour of Karimunjawa –Ela Herawati, Ruth Patricia, Kaleb Malau, dan sy sendiri. Boleh!

Jumat, 16 Oktober 2009

Bus Nusantara, kendaraan yg kami pilih utk membawa kami ke Semarang/Jepara sore itu, berangkat tepat waktu dr Lebak Bulus -5 sore sharp! Kemahiran sang supir serta bus yg baru membuat perjalanan benar2 nyaman dan tepat waktu (malahan kecepatan). Keluar dari terminal, disuguhi dgn kemacetan Jakarta yg tak pernah absen di sore hari. Salah satunya ya krn ada mobil mogok di tengah jalan, tepat di depan kami. Dorong mas... Jam 9an, bus ngaso sebentar utk mengijinkan kami para penumpang makan malam (yg sdh termasuk dari harga tiket bus). Lepas dari rumah makan tersebut, kami sdh benar2 lelah akibat kesibukan kerja seminggu. So, tidur is the right choice. Zzz..zzz..zz...

Itinerary: Lebak Bulus – Jepara (17.00 – 4.00)

Budget : 115.000
Contact Person: Bus Nusantara 0818891696

Sabtu, 17 Oktober 2009

Tiba di Jepara terlalu pagi –jam 4 subuh bow! Pilihan kami stop di Jepara krn kami kehabisan tiket kapal cepat Kartini dr Semarang. Dr Jepara jg ada kapal ferry, tp saat itu kapal ferry yg kami rencanakan jg sdg masuk dok. Info dr teman Indra kami bs menghubungi pak Ripin, nahkoda kapal penduduk, yg sering pp Karimunjawa-Jepara.
Mesjid Agung Jepara, yg letaknya tepat di alun2 kota, merupakan pilihan kami utk bersihin hati (dan badan). Lumayan. Melanjutkan perjalanan, kami berjalan kaki ke terminal sambil mencari ATM (info: tidak tersedia ATM di Karimunjawa). Satu cerita lucu; saat nemenin Ela masuk ke ATM Niaga, lama kami nungguin di luar trus dia keluar dan bilang, “duh, ATM rusak”. Ya iyalah, sdh jelas2 di layar tertulis: MAAF, UNTUK SEMENTARA MESIN INI TIDAK BISA DIGUNAKAN. “Lah, jd dr td di dalam ngapain sj? Nyadarnya suka telat ih..” hehehe...
Makan! –pilihan prioritas kami. Salah satu (mungkin satu2nya) yg buka ialah warung bu (siapa ya namanya). Bener2 maknyuss, sekaligus numpang ngecharge batre ya bu.. Setelah kenyang, kami minta becak membawa kami meluncur ke pelabuhan Jepara. Menunggu benar2 melelahkan, kabarnya jam 9.30 (lalu molor menjadi jam 10) kapal berangkat; tapi jiwa narsis yg menghinggapi kami dari lahir membuat waktu ga terasa lama –becak dan mobil SAR menjadi sasaran kenarsisan kami, hehe..
“Mas, nanti kalian langsung ke kapal saya di dermaga ya. Saya ada di warung samping kalian tp kita jgn ketemu dulu sekarang..” begitu pesan pak Ripin. Aya naon? Rupanya keberangkatan kapal tsb ditunggu2 oleh para penduduk yg ingin ke Karimunjawa krn pilihan kapal ferry tdk ada. Jadi, saat kami naik kapal tsb bener2 sperti mau mengungsi –santai, saat ada yg nanya naik apa jawab kami belum tau, jam 10 ke dermaga dan langsung naik ke kapal, sesaat kemudian kapal berangkat! Situasi di kapal? Foto2 ini menjelaskan semuanya, bahkan ada yg harus berdoa mohon bimbingan Yang Kuasa :-)
6 jam perjalanan di tengah laut –pusing, mabuk, lapar- semua jadi satu! Namun tiba di Karimunjawa (sdh jam 4 sore) benar2 membayar semua itu. Beautiful islands! Langsung kami menuju ke Wisma Apung tempat kami menginap hari itu. Letaknya yg di laut merupakan pilihan terbaik kami; seperti apa sih nginap di laut, begitu pesan teman2. Padahal sy dan Kaleb, yg lokasi kerja kami biasa di laut, sdh biasa (bosan tepatnya) tidur di laut atau tengah laut.
Beres2 sebentar, langsung lompat ke laut dangkal di belakang kamar. Saking asyiknya sampai tidak menyadari beberapa hal –banyaknya bulu babi sampai2 kaki Ela harus jd korban keganasannya, kenalan dgn tamu lainnya yg ternyata hari2 selanjutnya kami lalui bersama, dan yg parah ialah ternyata air pembuangan kamar mandi penginapan langsung ke laut pdhal kami langsung main nyebur aja; pantesan pada gatal2, arrgghhh...
Malamnya kami disuguhi hidangan ikan bakar dan bertemu dgn Indra (yg seorang EO saat itu membawa belasan tamu) dan Ipul (eks rekan kerja beberapa thn lalu). Reuni yg menyenangkan! Setelah itu jiwa narsis membuat kami mengabadikan kegiatan di malam hari –foto bersama, foto cinta terlarang, foto tidur. Jam 11an baru kami bisa tidur malam itu dengan sebuah pesan “besok bangun lebih awal ya, jam 5 pagi kita ke pasar lokal...”. Oke oke oke…

Itinerary: Jepara – Karimunjawa (10.00 – 16.00)

Untuk jadwal kapal cepat sbb:
Kapal Motor Cepat Kartini I
Waktu tempuh :
*Semarang-Karimunjawa : 3 – 3,5 jam
*Jepara-Karimunjawa : 2,5 jam
Reservasi :
*Budi Utomo : 081 328 266 781
Jadwal Keberangkatan :
*Hari Senin : Setiap minggu pertama dan minggu ketiga
Semarang – Karimunjawa: 07:00 WIB
Jepara – Karimunjawa: 09:30 WIB
*Hari Sabtu : Semarang – Karimunjawa: 08.30 WIB
*Hari Minggu : Karimunjawa – Semarang: 14.00 WIB
*Hari Selasa : Setiap minggu pertama dan minggu ketiga
Karimunjawa – Semarang & Karimun Jawa – Jepara: 11:00 WIB
Harga Tiket :
*VIP Semarang – Karimunjawa : Rp. 145.000
*Bisnis Semarang – Karimunjawa : Rp. 125.000

Sementara untuk kapal ferry sbb:

Kapal Motor Ferry Muria
Waktu tempuh Jepara – Karimunjawa : 5 – 6 jam
Reservasi:
*ASDP Jepara : (0291) 591 048
*Retno : 081 228 955 10
Jadwal keberangkatan :
1. Hari Rabu : Jepara – Karimunjawa, jam 08:30 WIB.
2. Hari Kamis : Karimunjawa – Jepara, jam 08:30 WIB.
3. Hari Sabtu : Jepara – Karimunjawa, jam 08:30 WIB.
4. Hari Senin : Karimunjawa – Jepara, jam 08:30 WIB.
Harga Tiket :
*VIP : Rp. 75.000
*Bisnis : Rp. 45.000

Budget:

*Makan pagi: 9ribuan
*Becak: 10ribu per becak
*Kapal: 62.500 per orang
*Penginapan AC: 150.000 per orang (termasuk 3X makan)
Contact Person:
*Pak Ripin (nahkoda kapal) 081325011550
*Bu Nurul (pemilik Wisma Apung) 081325110999

Minggu, 18 Oktober 2009

Bangguunnn... Semua pada semangat bangun sesuai pesan semalam. Cuci muka seadanya, gosok gigi dan langsung ke darat utk sekedar jalan2 melihat kesibukan penduduk di minggu pagi. Walaupun tiap pagi selalu ada pasar, namun pasar pagi Karimunjawa di minggu pagi yg paling rame dan sayang dilewatkan. Souvenir, ikan kering, jajanan pasar, buah, apalagi ya... Lalu kami mendapat pesan dari bu Nurul kalau kapal yg disediakan dipakai ber-8, biar lebih irit katanya. Hmm, boleh tuh. Siapa ya rekan perjalanan kami? “mba Dita, mas” Cari orang yg dimaksud dan lho, mereka kan yg kemaren sore nyebur bareng di laut; pada gatal gak ya mereka, hihihi... Sambil menunggu kapal datang, kami sempatkan berenang bareng ikan hiu yg terdapat di penginapan kami. Sayang, hanya kami bertiga yg berani –Ruth, Kaleb dan saya. Ela masih sibuk dgn aktifitas rutin pagi harinya (atau takut ya) dan grup Dita yg ber-4 lg datang tamu bulanan (kok bs kompak datangnya ya?).
Jam 8 tepat kapal datang dan membawa kami berkeliling ke pulau2 di kepulauan Karimunjawa –Cemara Besar dgn ke-eksotisan pantainya, Tanjung Gelam dgn pantai dan bebatuan yg duhh, Menjangan Kecil dgn keindahan bawah lautnya yg cocok buat snorkeling. Benar2 indah! 4 teman sekapal kami ternyata baru lulus kuliah (kecuali satu yg belum) dan jadinya kami panggil mereka dgn ade2 manis (memang manis2 kok..) –Bene alias Dita, Igit, Arimbi, Vivie yg masing2 punya nama unik –Onta, Cumi, Penyu, Tupai! Lucu...
Malamnya kami memilih pindah penginapan ke darat, cari suasana baru. Berkeliling ke semua homestay yg ada tp ga ada yg sesuai selera, akhirnya Wisma Wisata Karimunjawa Pemda Jepara menjadi pilihan terakhir kami. Letaknya yg strategis dan harganyapun bisa ditawar. Utk makan malam dan makan2 selanjutnya kami pilih di warung bu Ester yg letaknya persis di depan penginapan kami dgn “menu bintang lima harga kaki lima”.
Malam hari kami sdh janjian dgn mas Nuril (yg seharian membawa kami berkeliling dgn kapalnya) dan ke-4 ade2 manis utk melihat souvenir yg terbuat dr punggung penyu –cincin, gelang, mata kalung yg sampai sekarang masih setia menemani jari, tangan dan leher.

Itinerary: Pasar pagi – Cemara Besar – Tanjung Gelam – Menjangan Kecil – Daratan Karimunjawa

Budget:
*Souvenir berkisar antara 5.000 – 15.000
*Kapal: 300.000 (bisa turun 250.000 kalau langsung pesan melalui dia)
*Penginapan: 80.000 (dari harga awal 100.000)
*Makan: 8ribuan
Contact Person:
*Mas Nuril (pemilik kapal) 085225869300

Senin, 19 Oktober 2009

“Mas, kapal cepat tdk bs dtg hari ini krn ombak. Kemungkinan besok baru bisa”, begitu pesan pak Asip, kru kapal cepat yg tinggal di Karimunjawa. Melalui dialah kami memesan tiket kapal cepat (benar2 diprioritaskan) dan berbagai informasi. Akhirnya, kami memutuskan untuk kembali berkeliling dgn kapal yg sama setelah menghubungi ade2 manis dan mas Nuril –sepakat harga 250ribu, katanya kalau pesan melalui penginapan memang 300ribu krn 50ribu buat yg punya penginapan. Bisnis juga ya.
Pasar pagi kembali menjadi pilihan kami berjalan2 di pagi hari. Sebelum berangkat kami mengambil snorkeling set lengkap dgn pelampung sesuai pesanan lalu memesan makan siang kami. “pesan buat 10 orang ya, siapa tau yg lain lupa atau ada yg masih lapar”, begitu pesan kami ke pemilik warung yg ternyata tepat krn makan siang teman2 lainnya pada ketinggalan. Perjalanan kami hari ini diawali dgn snorkeling di Cemara Kecil yg segera diakhiri cepat krn seperti ada ubur2 yg menyengat badan beberapa dari kami. Lalu ke Pulau Alang-alang dgn keindahan bawah laut buat snorkeling dan pasir serta bebatuannya; disini sy terjatuh kepeleset dan akibatnya luka2 di kaki dan tangan. Kami makan siang di sini, foto narsis, bahkan iseng naiki perahu kecil milik anak2 kecil setempat yg sampai akhirnya menenggelamkan perahu tersebut. Pffuuhhh... Tempat terakhir ialah Menjangan Besar yg diakhiri dgn berenang bersama ikan hiu, barakuda dan penyu di penangkaran hiu. Kali ini hampir semua kami turun berenang bersama hiu, kecuali Vivie dan Igit (masih datang tamu katanya).

Itinerary: Pasar lokal – Cemara Kecil – Pulau Alang-alang – Menjangan Besar

Budget:
*Kapal: 250.000
*Penginapan: 80.000
*Makan: 8ribuan per orang.
*Snorkeling set lengkap (snorkel, mask, fin): 25.000 & pelampung: 10.000 (pesan ke mas Nuril dgn kualitas yg bagus)
Contact Person:
*Pak Asip (pengurus kapal cepat di Karimunjawa) 081325254105
*Pak Moko (penangkaran hiu & penginapan) 081325130605

Selasa, 20 Oktober 2009

Pagi hari diawali dgn kesibukan masing2; Kaleb memilih berjualan di pasar, Ela & Ruth sibuk dgn belanja, sy sendiri lebih memilih lari berkeliling lapangan dan berjalan keliling pulau. Tidak banyak yg kami lakukan di pagi hari karena menurut info kapal cepat tiba awal jam 9an dan langsung kembali ke Semarang. Buru-buru kami menuju ke dermaga utk membeli tiket yg memang diprioritaskan oleh pak Asip sampai lupa KTP yg ketinggalan di penginapan, lalu kami masih sempat juga membeli souvenir di toko souvenir. Jam 11.45 kapal cepat membawa kami mengakhiri petualangan di Karimun Jawa menuju Jepara lalu Semarang. Di Jepara kapal sandar kurang lebih 30 menit yg menyempatkan kami utk membeli makanan dan minuman. Tiba di Semarang sekitar jam 6 sore dan pelabuhan dlm kondisi gelap gulita plus bingung mau kemana dan bagaimana.
Untung, selama di Karimun Jawa saya berkomunikasi dgn Ovo, teman sekolah sewaktu di bangku SMA yg saat ini berdomisili di Semarang bersama keluarganya. Dia bersedia menjemput dan mengantar kami berkeliling Semarang sebelum akhirnya kami kembali ke Jakarta jam 11 malam nanti. 12 tahun kami tidak bertemu namun tidak banyak yg berubah; thanks to si muka-buku (baca: Facebook) yg mempertemukan kami kembali. Tiba di Semarang, tujuan pertama kami yaitu membeli karcis kereta api tujuan Gambir pilihan satu-satunya yaitu kelas eksekutif; lalu kami makan malam bersama, beli oleh2 di bandeng Juwana, dan berwisata mistis di Lawangsewu. Hiiiii...
Jam 10.30 kami meluncur ke stasiun Tawang dan menunggu kereta yang membawa kami kembali ke Jakarta, sekaligus mengakhiri Tour of Karimunjawa.
Itinerary: Pasar lokal - Jepara - Semarang (bandeng Juwana, Lawangsewu) - Jakarta
Budget:
*Makan pagi: 8ribuan
*Becak ke dermaga: 10.ooo
*Kapal cepat: 60.000 ke Jepara + 30.000 Jepara-Semarang (ini bayar sama org kapal, hehe..) lebih irit 30.000
*Semarang - Jakarta: KA Eksekutif 180.000
Total pengeluaran: 900.000an per orang. Heavenly cheap!

Thanks for: Ela, Ruth, Kaleb untuk kebersamaan suka-duka trip ini; Onta, Cumi, Penyu, Tupai untuk kebersamaan dan berbagi ceria masa muda ke kami yang sudah lanjut usia; Indra untuk informasi yang paling berguna; mas Nuril untuk bantuan dan kemudahannya selama kami di KJ; Ovo untuk tour dalam kota Semarang. Senang memiliki teman perjalanan seperti kalian semua dan berharap pertemanan ini terus berlanjut. Next tour?