Tuesday, September 23, 2008

SODIUM LAURETH SULFATE

Beberapa waktu lalu seorg temen mengirim e-mail dgn subject "Sodium laureth sulfate"; yg isinya menjelasin efek bahaya dari bahan ini serta kandungannya yg terdpt pd shampoo. Sepintas tdk menarik bg saya, cuman karena menyangkut harkat & martabat rambut (yg bagi sebagian org dianggap sbg mahkota) maka dimulailah penelusuran tak henti; mendaki gunung lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudra (lho, kok jadi lagunya ninja hatori sihh?).

Cari data di dunia maya? Teteup, Googled msh the best for me lah.. Masukin kata kunci, trus enter, nah banyak pilihan yg bikin mumet kepala (atas) kalo dibaca semua. Jadinya saya pilih definisinya dulu menurut Wikipedia yaitu detergen (???) dan surfaktan (opo meneh iki?) yg terdpt pd byk produk perawatan tubuh (sabun, shampoo, odol, dll). Bahannya murah dan memiliki busa melimpah. Menarik juga ya, jd produsennya milih bahan ini krn murah atau busa melimpah? Kalo ditanya produsen di sini (Indonesia) pasti alasan utama krn murah, 'tul gak? Uppss, gak itu saja; ternyata bahan ini juga dpt ditemukan pd pembersih lantai, kendaraan, dll (nah lo...).

Bahan ini katanya mengandung dioxane yg diketahui bersifat karsinogen alias pemicu kanker. Selain itu juga sangat iritan dan berbahaya. Bahan ini dpt ter-absorbsi ke dlm tubuh dan menurunkan kerja hormon estrogen. Akibatnya antara lain: PMS (Pre Menstrual Syndrom, bukan Penyakit Menular Seksual, hehe...), kesuburan pria menurun, serta peningkatan kanker pd kaum hawa seperti kanker payudara, yg semuanya itu dipengaruhi oleh kadar hormon estrogen dlm tubuh.

Wah, kalau begitu kok masih diijinkan beredar? Ternyata beberapa badan internasional, seperti CTFA, ACS, OSHA, NTP, IARC, merekomendasikan agar bahan ini ditarik dari pasaran karena efek buruknya bg kesehatan. Malah FDA (Food and Drug Administration) sudah meminta produsen utk mengeluarkan bahan ini dlm produk mereka, yg sayangnya sampai saat ini tdk disetujui oleh hukum federal.

Itu di negara maju, bagaimana dgn di sini? Reaksi BPOM bagaimana? Kalau memiliki efek buruk bg kesehatan apakah termasuk kategori "haram" atau "halal"? Sulit jg menjawabnya. Saya terus terang gak mau menggunakan produk (shampoo) yg mengandung bahan ini. Maka, pergilah saya ke sebuah swalayan di bilangan Blok M; liat sana, baca sini, manggut sana, manggut sini, kaget, sedih, pokoknya campur aduk lah... Pasalnya, ternyata semua shampoo yg terpajang di swalayan itu mengandung bahan ini. Trus bagaimana dong?

Akhirnya, sambil tutup mata, ambil satu merk shampoo, menuju ke kasir dan bayar, lalu pergi. Masa' bodo' ahh...

1 comment: