
Pak Iruz orangnya ramah dan menyenangkan, malah kami disediakan minum air aren segar yang baru diambil malam sebelumnya. Durian yang bagus2 pun dikeluarkan pagi itu. Setelah mencicipi beberapa buah durian, yang dagingnya kuning & tebal serta beragam rasa -manis & pahit, si pemilik berkata begini:
"Pak, ini luka kaki saya yang dulu Bapak jahit sudah bagus. Sekarang tidak ada keluhan. Terima kasih ya.."
Sempat saya berhenti mengunyah durian sambil pikiran saya menerawang mengingat satu-persatu penduduk lokal yang pernah berobat. Dan, teringatlah saya akan bapak ini.
(delapan bulan sebelumnya)
Sekitar jam 9 pagi, datang karyawan mengantar seorang bapak karena kakinya terkena parang saat ke hutan. Melihat jenis lukanya, saya sudah yakin ini pasti bakal dijahit (tanpa obras). Setelah mendapatkan 5 jahitan, bapak tersebut segera pulang setelah saya bekali obat dan pesan untuk kontrol kembali 3 hari kemudian. Tunggu punya tunggu, bahkan sampai kami samperin ke rumahnya untuk mengetahui perkembangan luka, namun saya tidak pernah menjumpai bapak itu lagi. Seiring berjalannya waktu, begitu juga keyakinan bahwa luka bapak itu pasti sudah sembuh.Dan, di kebun durian inilah kami bertemu kembali. Setelah berbincang sana-sini tentang keluarganya, akhirnya kami pulang sambil membawa beberapa ikat durian dengan harga yang sangat murah (plus gratis makan di kebunnya). Ah, senangnya!
Pelajaran moral:
Apa yang kamu tabur, itu pula yang akan kamu tuai. Jangan jemu-jemu berbuat kebaikan bagi orang lain selagi masih ada waktu.
No comments:
Post a Comment