Saturday, January 08, 2011

PACITAN : KOTA 1001 GOA

Perjalanan saya kali ini menyusuri sebuah kota di pesisir selatan propinsi Jawa Timur, tempat kelahiran Presiden SBY dan juga kota tempat artis kontroversial Jupe hendak mengadu nasib dengan mencalonkan diri sebagai bupati. Ya, itulah Pacitan, yang terkenal dengan sebutan Kota 1001 Goa. Mengapa? Lanjut baca sampai selesai ya, anda akan menyadari bahwa Pacitan bukan saja memiliki goa-goa yang indah namun juga pantai-pantai yang wah… Penasaran kan?

Selasa, 28 Desember 2010

Jakarta – Solo

Setelah lelah Menerjang Citarik, timbul kenekadan di benak saya: “liburan akhir tahun kemana enaknya ya?”. Pikiran nekad tersebut seringkali hinggap di benak saya yang ujung-ujungnya berakhir dengan petualangan murah meriah dan sendiri a.k.a single-heavenly-cheap-backpacking, (translate-nya maksa yaa, hehe…). Saya tidak berharap terlalu banyak ada yang mau ikut berpetualang dengan saya kali ini, mengingat sudah di penghujung tahun yang biasanya waktu dihabiskan bersama keluarga dan orang-orang tercinta. Lalu, kok saya memilih berpetualang? Yah, mungkin perbedaan konsep; bagi saya, ‘keluarga’ lebih ke pengertian luas –siapapun yang saya temui dalam perjalanan kehidupan saya dan yang mau menerima saya seperti saya menerima mereka, itulah definisi ‘keluarga’ secara luas bagi saya. Bukankah kita semua memiliki ikatan kekerabatan karena berasal dari keturunan yang sama, yaitu Adam & Eve? Atau adakah yang berasal dari Adam & Steve? Hehehe… Kok jadi membahas filosofi hidup ya? Blog yang aneh…

Menuju ke Terminal Lebak Bulus diiringi hujan deras, ditambah satu-satunya bus tujuan Pacitan (PO. Aneka Jaya) hanya berangkat jam 11 siang, maka mau tidak mau saya harus nyambung-nyambung. Pilihan tujuan Yogyakarta lebih baik, namun semua bus jurusan Yogyakarta sudah berangkat, secara saya tiba di Lebak Bulus jam 6 sore. Hufff… Setelah kontak sana-sini dengan supir-supir bus yang saya kenal, diberikanlah saya nomer agen bus PO. Giri Indah tujuan Wonogiri, yang harus saya sesali belakangan karena tiga alasan; pertama, hingga jam 11 malam bus tersebut hanya muter-muter Jakarta untuk cari penumpang; kedua, baru sejenak meninggalkan Jakarta langsung mogok (apa gak ada prestart check ya?); ketiga dan yang paling saya sesali, dioper ke bus lain yang sama ‘buruk’nya dan diturunkan di Solo (padahal saya bayar sampai ke Wonogiri). Sial! Maaf jika ada yang tersinggung, tapi lain kali saya tidak akan pernah naik bus PO Giri Indah, cukup kali itu saja!

Rabu, 29 Desember 2010 Solo - Pacitan

Oke, cukup curhatnya. Setibanya di Terminal Tirtonadi Solo jam 1 siang, dengan makan seadanya saya langsung menaiki bus PO Aneka Jaya tujuan Pacitan yang berangkat setiap setengah jam. Saya sempat panik sendiri karena sang kenek berteriak dengan nyaring dan agak fals “Batu.. Batu .. Batu”. What? Batu bukannya di dekat Malang sana? Bener gak sih? Saya baca kembali tulisan di bagian depan bus untuk meyakinkan bahwa bus yang saya tumpangi benar –Solo-Wonogiri-Batu-Pacitan. Ora urus lah, yang penting nyampe Pacitan. Perjalanan ditempuh sekitar 4 jam melewati beberapa kota, Sukoharjo, Wonogiri, dan Baturetno; aha, terjawab sudah gundah gulana di hati saya, ternyata Batu yang dimaksud sang kenek ialah Baturetno, bukan Batu di sekitar Malang sana. Woalaahhh… (maklum, nilai geografi dulu anjlok, hehehe…)

Dengan ongkos 20ribu rupiah, tibalah saya di Pacitan sekitar jam 6.30 petang. Ditemani gerimis, pilihan pertama saya yaitu bertanya ke kasir di Indomaret yang terletak pas di depan terminal. Bener-bener tanpa perencanaan! Hotel terdekat yang disarankan si mbak yaitu Hotel Permata (08123437453/0357-883306); berbekal info itu dan menumpangi becak meluncurlah saya ke sana. Wah, ini sih hotel menengah ke atas. Melanggar butir pertama sumpah backpacker: Penginapan harus di bawah 100ribu! Sang abang becak menyarankan saya ke hotel di seberangnya, Hotel Minang (085229940111/0357-881939). Harga penginapan bervariasi, mulai dari 50ribu (kipas angin), 75ribu (plus TV), 115ribu (plus AC); semuanya kamar mandi di dalam plus sarapan pagi. Saya memilih yang 75ribu karena yang 50ribu sudah penuh.

Setelah mandi, segera saya menuju ke dealer Suzuki yang terletak di seberang jalan hotel tempat saya menginap. Untuk apa? Ya, tidak lain dan tidak bukan, nonton bareng final AFF antara Indonesia vs Malaysia bersama warga setempat. Walaupun Indonesia kalah, namun saya optimis ini langkah hebat yang dilakukan oleh putra-putra terbaik negeri ini untuk berjuang dan melangkah lebih maju. Garuda di dadaku, Garuda kebanggaanku, Ku yakin hari ini pasti menang!

Kamis, 30 Desember 2010 Pantai Teleng Ria – Goa Gong – Pantai Klayar – Pantai Waru Karung – Pantai Srau

Pagi harinya, saya langsung berjalan menyusuri kota kecil Pacitan. Mampir sebentar di ATM terdekat (sekedar info, di Pacitan hanya ada 2 bank yang ber-ATM, BNI dan BRI), dan dengan menumpang andong alias dokar tujuan pertama saya yaitu Pantai Teleng Ria yang terletak 3 km dari terminal Pacitan. Seingat saya terakhir kali naik andong sewaktu masih duduk di bangku kelas 1 SD di Bulupayung sana. Jadi teringat nuansa pedesaan… Tarif masuk di Pantai Teleng Ria (dan semua pantai-pantai lainnya di Pacitan sama) yaitu 3ribu rupiah. Wah, pantai yang indah; hamparan pasir putih yang landai sepanjang 300 meter membuat saya betah berlama-lama di sana, tentunya sambil jepret sana-sini, dan inilah hasilnya.

Puas sesi jepretnya, saya menghampiri sebuah toko yang menjual oleh-oleh khas Pacitan. Walaupun saya hanya membeli sebuah topi berpinggiran lebar, namun saya betah berlama-lama di toko tersebut; tempat yang adem untuk badan saya dan pemandangan yang “adem” buat mata saya, karena anak sang pemilik toko bener-bener aduhai, hahahaa… (maap, fotonya untuk konsumsi pribadi yaa…)

Cukup sudah ber-adem-adem ria. Rencananya, saya akan kembali menuju ke terminal untuk mencari ojek yang mau mengantarkan saya berkeliling mengunjungi tempat-tempat wisata di Pacitan. Sekedar info, tempat-tempat wisata di Pacitan sungguh sangat sulit dijangkau, karena tidak ada kendaraan umum yang langsung menuju ke sana. Alternatif pilihannya yaitu sewa mobil atau ojek (seperti yang saya lakukan). Lalu entah mengapa, langkah kaki saya berbelok menuju ke satu-satunya penginapan yang ada di pantai tersebut. Dalam hati saya berkata, pasti harganya lebih mahal karena di pinggir pantai. Namun saya keliru! Happy Bay Beach Bungalow (0357-881474) bener-bener murah; untuk harga per kamar dikenai biaya 75ribu sedangkan bungalow 85ribu, semuanya tanpa TV, AC, dan sarapan. Bagi saya cukuplah! Tanpa berlama-lama, segera saya bayar harga sewa bungalow (karena yang kamar sudah penuh). Ternyata tindakan saya tepat, karena selang beberapa saat kemudian datang tamu-tamu yang hendak menginap di sana namun ditolak karena sudah penuh. Alhamdulilah…

Di penginapan ini juga menyediakan aneka makanan dengan harga yang bener-bener pas di kantong dan dijamin pas di lidah. Selain itu, mereka juga menyewakan motor yang dibanderol seharga 50ribu per hari. Segera saya menyewa motor yang ada dan meluncur ke Hotel Minang untuk mengambil barang bawaan saya. Eits, mata saya menangkap tulisan Dinas Pariwisata Pacitan yang terletak di seberang jalan masuk menuju ke Pantai Teleng Ria. Sangat disarankan bagi anda untuk mendatangi kantor dinas pariwisata di Pacitan (dan tentu saja di daerah manapun anda berkunjung) karena banyak info-info menarik seputar wisata setempat yang diberikan. Malah saya dibekali dengan 2 keping CD; satu berisi film dokumenter Pacitan dan satunya lagi tentang wisata di wilayah-wilayah lainnya di Indonesia, plus brosur menarik tentang wisata di Pacitan.

Dengan biaya 100ribu, harga untuk sewa motor plus si mas membonceng saya ke tempat-tempat wisata yang saya nikmati di Pacitan, tujuan pertama saya yaitu Goa Gong yang terletak 30 kilometer arah selatan Pacitan. Jalan yang dilalui bener-bener melelahkan badan karena berkelok-kelok, namun terbayar dengan keindahan Goa Gong –stalagtit dan stalagmit yang menghiasi bagian dalam keindahan goa yang dinominasikan sebagai goa terindah se Asia Tenggara sungguh indah. Semakin dalam menuruni puluhan anak tangga benar-benar membuat saya semakin mengagumi karya Tuhan yang sungguh sangat menakjubkan. Goa-goa lainnya yang ada di Pacitan antara lain Goa Tabuhan, Goa Putri, Goa Pentung, Goa Somopuro, Goa Papringan, Goa Kambil, dan Goa Giritundo. Namun, saya tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengunjungi kesemuanya dikarenakan cuaca sudah sedikit mendung dan saya tidak mau kehilangan waktu untuk menikmati keindahan pantai-pantai yang ada di Pacitan.

Selepas dari Goa Gong, perjalanan dengan Yamaha Mio dilanjutkan menuju ke Pantai Klayar yang terletak 5 km dari Goa Gong. Dan, kembali decak kagum plus senyum lebar menghiasi wajah saya. Bagaimana tidak, pantai landai dengan ombak yang dahsyat membuat Pantai Klayar yang terletak di cekungan teluk kecil terlihat benar-benar menakjubkan! Di sini, anda bisa mengambil foto bukan hanya dari sisi bawah tapi juga bisa menaiki tebing di sebelah kanan pantai tersebut. Dan di ujung tebing tersebut, satu lagi pemandangan yang saya tidak temui di pantai-pantai lainnya yang pernah saya nikmati yaitu tebing terjal yang langsung berbatasan dengan laut, yang selama ini setahu saya banyak terdapat di pantai-pantai Australia. Benar-benar dahsyat!

Setelah menghapus dahaga dengan fresh-coconut-water, perjalanan dilanjutkan menuju ke Pantai Waru Karung; pantai ini merupakan pantai nelayan, terlihat di sepanjang sisinya deretan perahu nelayan yang parkir menunggu waktu berlayar. Pasir di sini tidak seperti pasir di pantai-pantai lainnya yang serba putih; di sini pasirnya berwarna hitam, mungkin itulah salah satu keunikan Pantai Waru Karung.

Tidak berlama-lama, kembali saya melanjutkan perjalanan ke Pantai Srau yang terletak 10 km dari Pacitan. Pantai Srau mirip dengan Pantai Klayar –pantai landai dengan hamparan pasir putih di cekungan sebuah teluk kecil, deburan ombak yang hebat dan deretan tebing di sisi kanannya. Terlihat juga aktifitas surfing dilakukan di sini, mengingat ombak yang sangat pas untuk menyalurkan libido surfing. Walaupun Pantai Srau belum dieksploitasi besar-besaran seperti Pantai Klayar, namun di situlah kenikmatan memandangi alam ciptaan Tuhan yang belum terjamah oleh tangan manusia (namun sudah terjamah oleh tangan Pemda setempat, terbukti dengan adanya pos retribusi sesaat sebelum memasuki area Pantai Srau). Di Pacitan, pantai-pantai yang memiliki ombak khas yang sangat tepat untuk ber-surfing yaitu Pantai Klayar, Pantai Srau dan Pantai Teleng Ria. Saya sangat menyarankan jika anda seorang penikmat olahraga air surfing, pantai-pantai tersebut wajib anda taklukkan dan dijamin anda akan puas sepuas-puasnya. Sungguh!

Selesai sudah perjalanan saya mengitari objek wisata khas Pacitan. Ingin hati berlama-lama sampai tahun baru di sana, namun sesampainya di hotel, seorang teman menghubungi saya mengajak berpetualang ke Yogyakarta dan Solo. Wah, ternyata masih ada yang sepaham dengan saya dalam menikmati hidup dan bertemu anggota “keluarga” lainnya. Baiklah, brother Laode & brother Uus!

Jumat, 31 Desember 2010 Pacitan (waktunya bertemu Ibu Muslimah) – Yogyakarta

Ibu Mus (lengkapnya Ibu Muslimah), pengurus Guest House tempat saya bekerja, sudah sekitar 6 tahun saya mengenalnya merupakan sosok wanita yang sabar, rajin dan taat beragama. Ibu Mus tahu mana pakaian saya dan memisahkannya bila sudah rapi; kamar dan tempat tidur yang saya tempati juga paling bersih dibuatnya. Walaupun nasi goreng yang dibuatnya sangat pedes di lidah saya, tapi kebaikannya membuat rasa pedas tersebut berangsur-angsur hilang, hallaaahhh… Berlebihan ya? Tapi itulah beliau, lepas dari kekurangannya yang tak seberapa dibandingkan dengan kebaikannya. Agustus 2010 lalu, Ibu Mus pamitan untuk kembali ke kampung halamannya di Pacitan.

Dan di pagi yang cerah di hari terakhir di tahun 2010, perjalanan saya khususkan untuk mengunjungi beliau di rumahnya. Malam sebelumnya saat saya menanyakan alamat rumahnya, Ibu Mus malah membalas SMS saya begini: “aku gak percaya kamu datang jem, kamu ngapusin (bohongin) aku ya? gak salah kamu tahun baruan di sini?”. Tapi tetap diberinya alamat rumah beliau. Dan setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit dan bertanya sana-sini, tibalah saya di depan rumah beliau. Ibu Mus langsung berlari menyambut saya sambil berteriak, “wah, beneran kamu datang jem, tak kirain bohongan, tau begitu aku masakin buat kamu”. ”Yah, Ibu”, jawab saya, “kan sudah saya bilang kalo saya mau main ke rumah Ibu, tapi Ibu sih gak percaya”. Jadilah sepanjang pagi hingga mendekati jam 12 siang kami bercengkerama ngobrolin semua yang bisa kami obrolin, juga berjalan berkeliling di sekitar rumah beliau yang sungguh sangat nyaman, hampir-hampir membuat saya tergoda untuk berlama-lama di sana jika tidak mengingat bahwa sore harinya saya akan menuju ke Yogyakarta.

Tepat jam 4 sore, travel Purwo Widodo (0357-883658) membawa saya dan tujuh penumpang lainnya berangkat menuju ke Yogyakarta. Dengan kendaraan Colt berfasilitas AC serta snack yang disediakan di pertengahan jalan, membuat tarif yang dikenakan cukup standar, 40ribu per orang; itupun sudah termasuk antar ke tempat tujuan.

Liburan yang menyenangkan. Walaupun sesaat namun kunjungan saya ke Pacitan sungguh membuat hati dan pikiran saya nyaman serasa di recharge untuk siap menghadapi 2011. Dan semoga kedatangan saya ke Pacitan juga bisa membawa berkah dan kedamaian bagi “keluarga” di sana. Terima kasih Tuhan untuk kesempatan yang Engkau berikan bagiku menikmati karya ciptaan-Mu yang sungguh sangat menakjubkan dan bertemu dengan orang-orang yang spesial di Pacitan, Kota 1001 Goa.

7 comments:

  1. wii, keren banget tulisan ini. bikin bener2 pengen liat pacitan. cantik ya ;). thx for sharing bro! keep sharing, more serious on blogging yaaa... bravo!

    ReplyDelete
  2. keren!!!!

    hahahhahahhaha

    mana foto Solo nya??

    ReplyDelete
  3. @dien: thanks mampir dan komen-nya, dijamin Pacitan akan menunggu blogger ciamik seperti anda, andiniesweetdays.com mantapp..
    @galuh: sabar nduk...

    ReplyDelete
  4. mantabs bro........
    mana cerita perjalanan jogja-solo-karanganayar-nya
    tak eneteni yoooooo........

    ReplyDelete
  5. @bro Uus: lagi dipersiapkan Us, tinggal tunggu launch sajah.. masuk di blog-mu juga kan?

    ReplyDelete
  6. Mas, makasih info Backpacker Pacitannya.Insyallah besok sy meluncur ke Pacitan.
    :)

    ReplyDelete
  7. thanks buat infonya.
    it helps a lot.

    ReplyDelete