Sempat ragu-ragu juga untuk memilih transportasi, karena contact number yang saya dapatkan hanyalah melalui internet; berbekal pengalaman sebelumnya yaitu belanja online dan ternyata aman-aman saja, maka dengan penuh percaya diri 99% saya yakin-yakin saja. Jasa transportasi yang kami gunakan yaitu Nadia Rental 021-96947034 dengan tarif APV termasuk supir untuk 24 jam seharga 350ribu.
Tadaaa.. tiba hari H-nya, dan si mobil akhirnya datang juga. Perjalanan dimulai tepat jam 4.30 dengan peserta 8 orang, yang jika diurut berdasarkan usia antara lain Dinny Hardiany, Laode Karnain, Dyan Herningtyas, Lydia Simamora, Megawaty Parhusip, Kaleb Malau, Gracia Sahetapy, dan saya sendiri –oh, sebelum ada yang komplain baiklah saya luruskan sedikit, jadi saya diurutan ke-4.. sungguh!
Perjalanan menempuh waktu sekitar 3 jam untuk tiba di lokasi Caldera, itupun sempat kelewatan beberapa kilometer. Disambut dengan aneka gorengan yang cukup untuk mengganjal perut (beberapa teman lainnya memilih cari makanan sendiri, mungkin harus makan nasi dulu baru dinamakan makan, hehehe…), base Caldera sangat alami dan menenangkan, sangat tepat untuk mengistirahatkan badan dan pikiran serta cocok untuk jiwa-jiwa petualang narsis mengabadikan momen disana, termasuk pasangan yang diisukan baru saja jadian ehmm..
Dan pengarungan pun dimulai, setelah tahap briefing dan sebagainya langsung byuurrr.. Kelompok dibagi 2 yang tiap raft terdiri dari 4 peserta plus 1 instruktur; alasan klasik sih karena hampir semua kami berbadan subur a.k.a makmur, kecuali saya tentunya yang tetap langsing Pengarungan sejauh + 9 km ditempuh kurang lebih 1,5 jam tidak terasa lama, malah ngotot minta yang lebih jauuuhhh untuk rafting berikutnya. Kasihan teman kami Laode yang harus bersakit-sakit karena malam sebelumnya mengalami kecelakaan di Bandung dan tentu saja luka-lukanya belum sembuh, ditambah tarikan maut Echa membuat dia makin menderita, hahaha…
Di raft lainnya, tentu saja adem ayem; secara ada pasangan baru yang saling menjaga dan ada kedua tante di sana, Tante Dinny dan Tante Dyan, ckckck salut dah buat kedua tante kami tersebut yang tetap semangat, 4 jempol pooollll buat tante…
Di ujung pengarungan sudah menanti kelapa muda ala Citarik, sangat dinikmati setelah berarung jeram. Tidak puas berbasah-basah ria, kembali saling guyur air kelapa muda yang tersisa, woalaahhh… Mobil pick-up sudah menanti mengantar kami kembali ke base untuk mandi dan makan. Yummy, makanan dengan bumbu tradisional terasa nikmat ditambah kebersamaan makannya. Kalau kata pak Bondan, maknyuuussss…
Sebelum pulang, momen-momen selama rafting perlu diabadikan; disini tersedia jasa foto yang dibanderol seharga 150 ribu per raft, terdiri dari 4 foto jadi ukuran 6R dan semua hasil jepretan selama rafting yang disimpan dalam bentuk CD.
Akhirnya, selesai sudah pengarungan menerjang Citarik yang dilanjutkan menuju ke Pelabuhan Ratu. Obrolan selama perjalanan secara tidak langsung mengiyakan untuk mengarungi jeram-jeram menantang lainnya –Garut, Pekalen Atas, Bondowoso, hingga Bali. Kapan waktunya? Hmm, sabar ya mbak-mbak, mas-mas, tante-tante, om-om semua.. Sedang diatur itinerary dan perencanaan budget untuk itu, yang pasti dalam waktu dekat ini sebelum April 2010. Tertarik?
mantaps.....ga nyangka neh sejarahnya dimasukin kesini
ReplyDelete